Jumat, 24 Februari 2012

Paragraf dan Pengembangannya


 Paragraf dan Pengembangannya
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Mengarang merupakan salah satu materi yang sudah dipelajari di sekolah baik di tingkat SD, SMP, SMA, maupun di perguruan tinggi . Banyak orang mengatakan mengarang adalah hal yang sulit, tetapi ada pula yang mengatakan bahwa mengarang adalah hal yang menyenangkan

            Menulis atau mengarang sebagai suatu bentuk ekspresi diri seorang penulis. Bahkan melalui menulis seseorang akan menemukan sebuah jati diri. Berdasarkan fakta tersebut alangkah sulitnya menumbuhkan kesadaran menulis dan betapa besar manfaatnya menulis dan betapa pentingnya tulisan.

            Penulis harus memahami alinea atau paragraf dalam karangan.
Sebuah paragraf memiliki beberapa kalimat yang membicarakan sebuah masalah atau hal. Masalah dalam sebuah paragraf merupakan inti dari sebuah paragraf yang dituangkan dalam sebuah kalimat utama. Selanjutnya, kalimat utama tersebut dikembangkan dengan beberapa kalimat pengembang yang disebut kalimat penjelas.
Penulis harus memahami bahwa dalam setiap paragraf terdapat lebih dari satu kalimat. Karena itu, perlu juga dipikirkan ide-ide penjelas dari setiap ide pokok yang telah ditentukan.
Oleh sebab itu kami dari kelompok IX akan mencoba menjelaskan ulang  apa itu pengertian paragraf, letak kalimat utama dan pola pengembangannya.
                                                                                                                                    

ISI
  
   A.PARAGRAF
Paragraf adalah bagian karangan yang terdiri atas kalimat-kalimat  yang berhubungan secara utuh dan terpadu serta merupakan satu kesatuan pikiran. Paragraf disusun secara   sistematis  dan mengandung satu pikiran utama. Dengan demikian, sebuah paragraf hanya mengandung satu pikiran utama dan beberapa pikiran penjelas.
  B.   UNSUR-UNSUR PARAGRAF
         Kalimat Utama
         Kalimat Penjelas
         Gagasan Utama dan Gagasan Penjelas
Kalimat Utama
Kalimat Utama adalah kalimat yang menjadi dasar pengembangan paragraf. Di dalam kalimat utama, terdapat gagasan pokok yang menjadi pokok pikiran kalimat utama. 
Ciri-ciri terdapat kata-kata kunci, sebagai berikut:
  1. Sebagai kesimpulan…
  2.  Dengan demikian……..
  3. Yang penting…                     
  4.  Intinya……..
  5. Jadi,…                                    
  6. Pada dasarnya……

Kalimat Penjelas
Kalimat Penjelas adalah kalimat yang menjelaskan kalimat utama.
Ciri-ciri terdapat kata-kata kunci, sebagai berikut:
  1. Contoh-contoh,
  2. Peristiwa ilustratif,
  3. Uraian-uraian kecil
  4. Kutipan, dan
  5. Gambaran yang bersifat parsial.

Gagasan Utama dan Gagasan Penjelas
Gagasan Utama adalah gagasan yang menjadi dasar pengembangan paragraf dan berada dalam kalimat utama.Gagasan Penjelas adalah gagasan yang berperan dalam menjelaskan gagasan utama. (Akhadiah M.K. dkk, 1991/1992)

   C.   Berdasarkan Letak Kalimat Utama dan Kalimat Penjelas
 paragraf dibagi menjadi:
  1. Paragraf Induktif
  2. Paragraf Deduktif
  3. Paragraf Induktif-Deduktif
(   Akhadiah M.K. dkk, 1991/1992) 
                     Paragraf Induktif  
Paragraf induktif adalah paragraf yang dimulai dengan menyebutkan peristiwa-peristiwa yang khusus, untuk menuju kepada kesimpulan umum, yang mencakup semua peristiwa khusus di atas.
Induktif merupakan proses bernalar yang bertolak dari hal-hal yang   bersifat khusus dan kemudian ditarik simpulan yang bersifat umum.
Ciri-Ciri Paragraf Induktif
  1. Terlebih dahulu menyebutkan peristiwa-peristiwa khusus
  2. Kemudian, menarik kesimpulan berdasarkan peristiwa-peristiwa khusus
  3. Kalimat Utamanya terdapat di akhir paragraf
  4. Gagasan Utama terdapat pada kalimat utama
  5. Kalimat penjelas terletak sebelum kalimat utama, yakni yang mengungkapkan peristiwa-peristiwa khusus
Contoh Paragraf Induktif
1)      Karena kejahatan di internet sekarang ini sangat berbahaya sekali dan mengancam semua orang terutama anak-anak, Sebab mereka masih terlalu hijau masih  untuk mengawasi hal-hal mencurigakan di sekelilingnya. Sehingga menjadi tanggung jawab setiap orangtua untuk selalu mengawasi sang buah hati.
Paragraf diatas merupakan paragraf induktif karena kalimat utamanya terdapat diakhir paragraf dan kalimat penjelasnya di awal paragraf.
Kalimat utama : Sehingga menjadi tanggung jawab setiap orangtua untuk selalu mengawasi sang buah hati.
Ide pokok : Tanggung jawab setiap orangtua untuk selalu mengawasi sang buah hati.
Kalimat penjelas : Karena kejahatan di internet sekarang ini sangat berbahaya sekali dan mengancam semua orang terutama anak-anak, Sebab mereka masih terlalu hijau masih untuk mengawasi hal-hal mencurigakan di sekelilingnya
2)      Smesnya sangat keras dan menghunjam. Permainan netnya halus dan tipis. Kontrol bolanya akurat. Permainan tipuannya begitu taktis. Serangannya gencar sepanjang permainan.Pertahanannya kuat sehingga sulit dijebol oleh lawan.Itulah ciri utama permainan Tika dan Rexy, ganda bulu tangkis kelas internasional dari Indonesia.
Kalimat utama : Itulah ciri utama permainan Tika dan Rexy, ganda bulu tangkis kelas internasional dari Indonesia.
Ide pokok : Ciri utama permainan bulu tangkis Tika dan Rexy
Kalimat penjelas: Smesnya sangat keras dan menghunjam. Permainan netnya halus dan tipis. Kontrol bolanya akurat. Permainan tipuannya begitu taktis. Serangannya gencar sepanjang permainan.Pertahanannya kuat sehingga sulit dijebol oleh lawan.
3)      Pada waktu anak didik memasuki dunia pendidikan ,pengajaran bahasa Indonesia secara metodologis dam sistematis bukanlah merupakan halangan baginya untuk memperluas dan memantapkan bahasa daerahnya.Setelah anak didik meninggalkan kelas,ia kembali mempergunakan bahasa daerah,baik dalam pergaulan dengan taman-tamannya atau dengan orangtuanya.Ia merasa lebih intim dengan bahasa daerah.Jam sekolah hanya berlangsung beberapa jam.Baik pada waktu istirahat ataupun diantara jam-jam pelajaran,unsur-unsur bahasa daerah tatap menerobos.Ditambah lagi jika sekolah itu bersifat homogen dan gurunya pun penutur asli bahasa daerah itu.Faktor-fakto inilah yang menyebabkan pengetahuan si anak terhadap bahasa daerahnya akan melaju terus dengan cepat.
Kalimat utama : Faktor-faktor inilah yang menyebabkan pengetahuan si anak terhadap bahasa daerahnya akan melaju terus dengan cepat.
Ide pokok : pengetahuan si anak terhadap bahasa daerahnya akan melaju terus dengan cepat.
Kalimat penjelas :  
      Pada waktu anak didik memasuki dunia pendidikan ,pengajaran bahasa Indonesia secara metodologis dam sistematis bukanlah merupakan halangan baginya untuk memperluas dan memantapkan bahasa daerahnya.Setelah anak didik meninggalkan kelas,ia kembali mempergunakan bahasa daerah,baik dalam pergaulan dengan taman-tamannya atau dengan orangtuanya.Ia merasa lebih intim dengan bahasa daerah.Jam sekolah hanya berlangsung beberapa jam.Baik pada waktu istirahat ataupun diantara jam-jam pelajaran,unsur-unsur bahasa daerah tatap menerobos.Ditambah lagi jika sekolah itu bersifat homogen dan gurunya pun penutur asli bahasa daerah itu. (Barus, S, dkk. 2011)
   2.     Paragraf Deduktif
Paragraf Deduktif adalah paragraf yang dimulai dengan menyebutkan kesimpulan umum,kemudian menuju kepada peristiwa-peristiwa khusus, dan kesimpulan mencakup semua peristiwa khusus di bawah.
Deduksi adalah corak bernalar yang bertolak dari suatu pernyataan yang bersifat umum yang kemudian di rinci menjadi beberapa pernyataan khusus.
Dalam konteks paragraf, deduksi merupakan pengembangan paragraf dengan menempatkan pikiran utama pada awal paragraf itu. Corak bernalar deduksi juga di sebut pola umum-khusus.
Ciri-ciri Paragraf Deduktif
  1. Terlebih dahulu menyebutkan kesimpulan umum berdasarkan peristiwa khusus.
  2. Kemudian, peristiwa-peristiwa khusus.
  3. Kalimat Utamanya  terdapat di awal paragraf
  4. Gagasan Utama terdapat pada kalimat utama
  5. Kalimat penjelas terletak sesudah kalimat utama, yakni yang mengungkapkan peristiwa-peristiwa khusus
Contoh Paragraf Deduktif
1)                 HM Wahid, warga Desa Gumeno, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik menipu beberapa orang hingga jutaan rupiah. Wahid mengaku bisa mengupayakan para korbannya bekerja ikut kapal luar negeri seperti Jepang, Amerika, Korea, dan Australia dengan gaji tinggi. Namun korban diminta membayar sedikitnya Rp 4 juta untuk mengurus paspor, cek kesehatan, dan dokumen lain sebagai syarat berlayar.

Kenapa paragraf diatas termasuk ke dalam paragraf deduktif?, karena paragraf tersebut memiliki kalimat utama diawal paragraf dan kalimat penjelasnya ada pada akhir paragraf
Kalimat utama : HM Wahid, warga Desa Gumeno, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik menipu beberapa orang hingga jutaan rupiah
Ide pokok : HM Wahid menipu beberapa orang hingga jutaan rupiah
Kalimat penjelas :Wahid mengaku bisa mengupayakan para korbannya bekerja ikut kapal luar negeri seperti Jepang, Amerika, Korea, dan Australia dengan gaji tinggi…………..
2)      Kosakata memegang peranan dan merupakan unsur yang paling mendasar dalam kemampuan berbahasa,khususnya dalam karang-mengarang.Jumlah kosakata yang dimiliki oleh seseorang akan menjadi petunjuk tentang pengetahuan seseorang.Disamping itu,jumlah kosakata yang dikuasai seseorang,juga akan menjadi indicator bahwa orang itu mengetahui sekian banyak konsep.Semakin banyak pengetahuan seseorang makin banyak pula kosakata yang dimilikinya.Dengan demikian,seseorang penulis akan lebih mudah memilih kata-kata yang tepat atau cocok untuk mengungkapkan gagasan yang ada dalam pikiran. (Barus, S, dkk. 2011)
Kalimat utama : Kosakata memegang peranan dan merupakan unsur yang paling mendasar dalam kemampuan berbahasa,khususnya dalam karang-mengarang
 Ide pokok : peran kosakata
   Kalimat penjelas : 
            Jumlah kosakata yang dimiliki oleh seseorang akan menjadi petunjuk tentang pengetahuan seseorang.Disamping itu,jumlah kosakata yang dikuasai seseorang,juga akan menjadi indicator bahwa orang itu mengetahui sekian banyak konsep.Semakin banyak pengetahuan seseorang makin banyak pula kosakata yang dimilikinya.Dengan demikian,seseorang penulis akan lebih mudah memilih kata-kata yang tepat atau cocok untuk mengungkapkan gagasan yang ada dalam pikiran.  
    Paragraf Induktif-Deduktif
Paragraf Induktif-Deduktif / Paragraf Deduktif-Induktif adalah paragaraf campuran antara paragraf deduktif dan paragraf induktif. Yang dimaksud dengan campuran adalah dalam paragraf ini kalimat utama terdapat pada awal dan akhir paragraf, dan bersifat umum.
Dalam hal ini kalimat terakhir berisi pengulangan dan penegasan kalimat pertama. Pengulangan ini dimaksudkan untuk lebih mempertegas ide pokok. Jadi pada dasarnya paragraf campuran ini tetap memiliki satu pikiran utama, bukan dua.
Contoh  Paragraf Induktif-Deduktif/ Deduktif-Induktif
1)          Peningkatan taraf pendidikan para patani dirasakan sama pentingnya dengan usaha peningkatan taraf hidup mereka.Petani yang berpendidikan cukup,dapat mengubah system pertanian tradisional misalnya bercocok tanam hanya untuk memenuhi kebutuhan pangan,menjadi petani modern yang produktif.Petani yang berpendidikan cukup mampu menunjang pembangunan secara positip.Mereka dapat memberikan umpan balik yang setimpal terhadap gagasan-gagasan yang dilontarkan perencana pembangunan,baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah.Itulah sebabnya peningkatan taraf pendidikan para petani dirasakan sangat mendesak.
(Barus, S, dkk. 2011)
Kalimat utama :
1.Peningkatan taraf pendidikan para patani dirasakan sama pentingnya dengan usaha peningkatan taraf hidup mereka
2. Itulah sebabnya peningkatan taraf pendidikan para petani dirasakan sangat mendesak.
Karena kalimat terakhir berisi pengulangan dan penegasan kalimat pertama. Pengulangan ini dimaksudkan untuk lebih mempertegas ide pokok. Jadi pada dasarnya paragraf campuran ini tetap memiliki satu pikiran utama, bukan dua. Yaitu; Peningkatan taraf hidup para patani
Ide pokok : Peningkata  pendidikan para patani.Selain dari kalimat utama dan ide pokok disebut kalimat penjelas. (Barus, S, dkk. 2011)

D.  PENGEMBANGAN PARAGRAF

            Pengembangan paragraf (penalaran) adalah pemikian untuk memperoleh kesimpulan atau pendapat yang logis berdasarkan data yang relevan. Dengan kata lain, Penalaran adalah proses penafsiran data sebagai dasar untuk menarik suatu kesimpulan.

Pengembangan paragraf Berdasarkan Teknik
Pengembangna paragraf yang pertama dapat dilihat dari sudut pandang teknik. Berdasarkan tekniknya pengembangan paragraf dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

   1.      Pengembangan paragraph secara  alamiah : metode urutan yang sesuai dengan keadaan di alam. Metode  ini meliputi :

a.      urutan waktu/kronologis
Paragraf yang dikembangkan berdasarkan urutan waktu bersifat kronologis. Hal ituberarti kalimat yang satu mengungkapkan waktu peristiwa terjadi, atau waktu kegiatan dilakukan, dan diikuti oleh kalimat-kalimat yang mengungkapkan waktu peristiwa terjadi, atau waktu kegiatan dilakukan. Paragraf yang dikembangkan dengan cara ini tidak dijumpai adanya kalimat utama atau kalimat topik. Paragraf seperti ini biasanya digunakan pada paragraf naratif dan prosedural.

Contohnya :
            Menendang bola dengan sepatu baru dikenalnya sekitar tahun 1977, saat ia baru lulus dari STM Negeri 3 jurusan teknik elektro. Yang pertama kali melatihnya adalah klub Halilintar. Dari sini pretasinya terus menanjak hingga kemudian ia dapat bergabung dengan klub Pelita Jaya sampai sekarang. Tahun 1984 ia pernah dipanggil untuk memperkuat PSSI ke Merdeka Games di Malaysia. Waktu ia dipanggil lagi untuk turnamen di Brunei tahun 1985, ia gagal memenuhinya karena kakinya cedera.
(Ramlan, M. 1993)

b.      urutan ruang/spasial
Paragraf yang dikembangkan berdasarkan urutan ruang atau tempat membawa pembaca dari satu titik ke titik berikutnya dalam sebuah “ruangan”. Hal itu berarti kalimat yang satu mengungkapkan suatu bagian (gagasan) yang terdapat pada posisi tertentu, dan diikuti oleh kalimat-kalimat lain yang mengungkapkan gagasan yang berada pada posisi yang lain. Pengungkapan gagasan dengan urutan ruang ini tidak boleh sembarangan, sebab cara yang demikian akan mengakibatkan pembaca mengalami kesulitan memahami pesan. Paragraf seperti ini biasanya digunakan pada paragraf deskriptif.

Contohnya :
          Bangunan itu terbagi dalam empat ruang. Pada ruang pertama yang sering disebut dengan bangsal srimanganti, terdapat dua pasang kursi kayu ukiran Jepara. Ruangan ini sering digunakan Adipati Sindungriwut untuk menerima tamu kadipaten. Di sebelah kiri bangsal srimanganti, terdapat ruangan khusus untuk menyimpan benda-benda pusaka kadipaten dan cendera mata dari kadipaten-kadipaten lain. Ruangan ini tertutup rapat dan selalu dijaga oleh kesatria-kesatria terpilih Kadipaten Ranggenah. Ruangan tempat menyimpan benda-benda pusaka dan cendera mata ini sering disebut kundalini mesem. Agak jauh di sebelah kanan ruang kundalini mesem terdapat sebuah ruangan yang senantiasa menebarkan aroma dupa. Ruang ini disebut ruang pamujan karena di tempat inilah Sang Adipati selalu mengadakan upacara dan kebaktian. Beberapa meter dari ruang pamujan terdapat ruangan kecil dengan sebuah tempayan besar di tengahnya. Ruangan ini sering disebut dengan ruang reresik, karena ruangan ini sering digunakan untuk membersihkan diri Sang Adipati sebelum masuk ke ruang pamujan.

2.      Pengembangan paragraph secara logis: metode pengembangan didasarkan atas jalan pikiran. Metode  ini meliput :

    A.    Klimaks-Antiklimaks
Klimaks
Metode klimaks adalah metode atau cara penulis mengembangkan gagasannya mulai dari hal-hal yang paling rendah tingkatannya berangsur-angsur menuju ke hal yang paling tinggi tingkatannya.
Contoh sebagai berikut :
        Si Uho, tukang beca memerlukan cinta. Pak Bakar yang pedagang juga memerlukan cinta. Pak Lurah juga memerlukan cinta. Pak Amr, guru sekolah juga memrlukan cinta . Pak Bupati pun memrrlukan cinta. Demikian juga, bapak Gubernur, ia memerlukan cinta. Bahkan Ibu Presiden pun memerlukan cinta. Semua memerlukan cinta, tidak ada kecuali.
Si Uho, Pak Bakar, pak Lurah, Pak Amir, Pak Bupati, Bapak gubernur, dan Ibu Presiden adalah gambaran meningkatnya strata sosial yang paling rendah berangsur-angsutr menuju strata sosial yang paling tinggi (Si Uho- Ibu Presiden). Cara ini yang harus diperhatikan terutama adalah perkara peningkatan berangsur-angsur. Dengan demikian, cara ini juga menggambarkan betapa gagasan utama itu dikembangkan secara berangsur-angsur menaik atau meninggi.

Antiklimaks
Sedangkan metode antiklimaks adalah cara penulis mengembangkan gagasannya mulai dari tingkatan yang paling tinggi berangsur-angsur menuju ke hal yang paling rendah.

Contoh sebagai berikut :
      Kakek memakai baju baru ketika lebaran itu. Ayah ibu juga memakai baju baru. Kakak-kakakkujuga memakai baju baru juga. Aku juga memakai baju baru hadiah dari ibu karena puasaku tamat. Bahkan adik juga memakai baju baru juga.
Kakek, ayah, ibu, kakak-kakakku, aku, dan adik adalah contoh antiklimaks. Urutan dari kakek sampai ke adik merupakan urutan dari tingkatan paling atas (dalam konteks itu) berangsur-angsur menuju ke tingkatan paling bawah yaitu adik. (Keraf, Gorys. 1982)
B. Perbandingan dan Pertentangan
Metode perbandingan dan pertentangan yaitu cara penulis mengembangkan gagasannya dengan menunjukkan persamaan atau perbedaan mengenai dua hal, dua orang, dua objek atau dua gagasan berdasarkan segi-segi tertentu. Contoh sebagai berikut :

1)                 Pendidikan yang berlangsung di rumah dengan pendidikan yang berlangsung di sekolah amat berbeda. Di sekolah kurikulumnya jelas, sedangkan di rumah bisa dikatakan tidak memiliki kurikulum. Bila di rumah tidak ada bahan pembelajaran yang eksplisit, maka di sekolah bahan pembelqajaran itu harus eksplisit dan disusun secara berencana. Bila di sekolah ada ujian atau tes, di rumah tidak ada hal semacam itu. Evaluasi bisa dilakukan dengan cara orang tua menegur anak-anak ketika mereka bersalah.
Tampak betul segi-segi yang diperbandingkan dan dipertentangkan.Pertama, yang diperbandingkan dan dipertentangkan adalah soal kurikulum. Kedua, soal, bahan pembelajaran. Ketiga, soal evaluasi. Mungkin masih banyak yang bisa diperbandingkan dan dipertentangkan. Keluasan dan kedalaman perbandingan dan pertentangan itu sangat tergantung dari kedalaman dan keluasan wawasan penulis. (Sarwadi dkk. 192)
2)                  Ratu Elizabeth tidak begitu tertarik dengan mode, tetapi selalu berusaha tampil di muka umum seperti apa yang diharapkan rakyatnya. Ke luar kota paling senang mengenakan pakaian yang praktis. Ia menyenangi topi dan scraf. Lain halnya dengan Margareth Thacher. Sejak menjadi pemimpin partai konservatif, ia melembutkan gaya berpakaian dan rambutnya. Ia membeli pakaian sekaligus dua kali setahun. Ia lebih cenderung berbelanja ke tempat yang agak murah. Ia hanya memakai topi ke pernikahan , ke pemakaman, ke upacara resmi misalnya ke parlemen
(Barus, S, dkk. 2011)
C. Analogi
Metode analogi yaitu cara penulis mengembangkan gagasannya dengan membandingkan segi kesamaan dari dua hal yang berbeda sebagai sebuah ilustrasi. Analogi seringkali digunakan untuk membendingkan hal yang tidak atau kurang dikenal digunakan untuk membandingkan hal yang tidak atau kurang dikenal umum dengan sesuatu yang sudah dikenal umum. Tujuannya untuk memperkenalkan sesuatu yang kurang atau belum dikenal kepada khalayak. Contoh sebagai berikut :
Teknik penceritaan dalam sastra modern bisa dianalogikan atau disamakan dengan cara kita bercerita kepada siapapun dalam suasana lisan. Ada kalanya kita memaparkan peristiwa, dan ada kalanya kita mengalihkan pikiran tokoh yang kita ceritakan seolah-olah itu pikiran kita yang bercerita. Dalam sastra modern pun demikian pula. Ada teknik yang disebut wicara yang dilaporkan berupa dialog-dialog tokoh. Ada teknik wicara yang dinarasikan yaitu ketika pencerita memaparkan peristiwa-peristiwa yang dialami tokoh. Ada pula teknik wicara alihan yaitu ketika pencerita mengalihkan wicara tokoh seolah-olah wicaranya sendiri. Perhatikanlah bagaimana teknik penceritaan sastra modern disamakan dengan cara kita bercerita dalam bahasa lisan dalam kehidupan sehari-hari. Harus diingat analog adalah cara penulis ‘memaparkan’ persoalan agar pembaca lebih memahami apa yang dipaparkannya.

Contohnya :
       Filsafat dapat diibaratkan sebagai pasukan marinir yang merebut pantai untuk mendaratkan pasukan infantri. Pasukan infasntri ini diibaratkan sebagai ilmu pengetahuan yang diantaranya terdapat ilmu. Filsafatlah yang memenangkan tempat berpijak bagi kegiatan keilmuan. Setelah itu ilmulah yang membelah gunung dan merambah hutan, menyempurnakan kemenangan ini menjadi pengetahuan yang dapat diandalkan. Filsafat menyerahkan daerah yang sudah dimenangkan itu kepada pengetahuan-pengetahuan lainnya. Setelah penyerahan dilakukan, maka filsafat pun pergiu kembali menjelajah laut lepas, berspekulasi dan meneratas.
 (Sarwadi dkk. 192)

D. Contoh
Metode contoh yaitu cara penulis mengembangkan gagasannya dengan cara mengemukakan sebuah contoh untuk menjelaskan hal-hal umum atau generalisasi.

Contoh sebagai berikut :
       Penerapan teknologi itu harus diiringi pula oleh usaha mempersiapkan mental para pemakainya. Contohnya penggunaan boks telepon umum. Karena masyarakat kita belum siap atau belum memiliki kesadaran yang baik, boks telepon umum itu seringkali mereka pakai untuk buang air kecil atau kencing. Mungkin saja kita bisa memahami mereka karena kebelet pipis, tetapi kenapa harus kencing di boks telepon umum ?
Contoh terutama digunakan untuk mengkongkretkan persoalan. Contoh juga digunakan agar pembaca lebih mudah memahami gagasan umum penulisannya.
(Soeparno, Haryadi, dan Suhardi. 2001)

E. Sebab-Akibat
Metode sebab-akibat yaitu cara penulis mengembangkan gagasannya dengan mengemukakan rincian-rincian berupa akibat sesuatu sebab. Sebab sesuatu sebagai gagasan utamanya, akibat sebagai gagasan penjelasnya.

Contoh Sebab-Akibat sebagai berikut :
1)                     Anak-anak itu malas bekerja. Dapatkah mereka bertahan dalam kemalasan? Ketika mereka lapar. Karena mereka malas bekerja, mereka mencuri jemuran orang. Mereka jual pakaian orang dengan harga yang sangat murah. Pembelinya saja curiga, tapi dibelinya juga sebab tindakan pura-pura. Sementara ia menelepon polisi, para pencoleng itu makan di warung dengan enaknya. Ketika mereka selesai makan, polisi sudah menjemput mereka dengan brogol di tangan kanan dan pakaian orang di tangan kiri. Mereka tidak bisa mengelak.
Karena malas bekerja sebagai sebab mengakibatkan mereka mencuri jemuran orang. Karena itu mereka ditangkap dan ditahan Polisi. Dari satu sebab memang bisa mengakibatkan beberapa hal.
(Soeparno, Haryadi, dan Suhardi. 2001)
2)                Jalan Kebon jati akhir-akhir ini kembali macet dan semrawut. Lebih dari separuh jalan kendaraan kembali tersita oleh kegiatan pedagang kaki lima. Untuk mengatasinya, pemerintah daerah akan memasang pagar pemisah antara jalan kendaraan dengan trotoar. Pagar ini juga berfungsi sebagai batas pemasangan tenda pedagang kaki lima tempat mereka diizinkan berdagang. Pemasangan pagar ini terpaksa dilakukan mengingat pelanggaran pedagang kaki lima di lokasi itu sudah sangat keterlaluan, sehingga menimbulkan kemacetan lalu lintas.
(Barus, S, dkk. 2011)
Selain metode sebab-akibat, bisa juga dilakukan sebaliknya yaitu metode akibat-sebab. Sebab digunakan sebagai rinciannya, sementara itu akibat sebagai gagasan utamanya.Contoh Akibat-Sebab sebagai berikut.
          Mereka kini mendekam di penjara. Pertama, mereka mabuk-mabuk di tempat umum. Kedua, mereka membuat keributan di tempat umum. Ketiga, mereka membunuh orang-orang secara membabi buta. Terakhir, mereka melawan petugas ketika ditangkap. Itulah sebab-sebab mereka di penjara seumur hidup. (Sarwadi dkk. 192)

F. Definisi Luas
Metode definisi luas yaitu cara penulis mengembangkan gagasannya dengan memberi keterangan atau arti suatu istilah. Bila definisi cukup satu kalimat, maka definisi luas harus dalam satu paragraf.

 Contoh sebagai berikut :
1)                  Karya sastra adalah ekspresi artistik manusia dengan menggunakan bahasa. Tidak semua artistik menggunakan bahasa, juga tidak semua ekspresi yang menggunakan bahasa adalah sasta. Oleh karena itu, yang dimaksud dengan sastra atau karya sastra harus selalu dikaitkan antara ekspresi artistik di satu pihak dan dikaitkan antara ekspresi artistik di satu pihak dan penggunaan media bahasa di pihak lainnya. Dengan demikian, kita akan peroleh pemahaman yang benar. Itulah definisi luas yang memang lebih luas daripada definisi formal. Definisi luas juga merupakan perluasan dari definisi formal. (Soeparno, Haryadi, dan Suhardi. 2001)

2)               Pengajaran mengarang sebagai kegiatan terpadu,biasanya ditunda sampai sisiwa agak mampu menggunakan bahasa lisan,seperti dalam pelajaran membaca.Pada tahap awal, latihan mengarang itu biasanya digunakan memperkuat kemampuan dasar,seperti : ejaan,pungtuasi kosakata, kalimat dan lain-lain.Kemudian kemampuan mengarang menjadikan tujuan pelajaran tersendiri,yakni pengajaran mengarang.Jadi,mengarang adalah suatu kemampuan yang kompleks yang menggabungkan sejumlah unsur kemampuan yang berlain-lainan. (Barus, S, dkk. 2011)
G. Klasifikasi
Metode klasifikasi yaitu cara penulis mengembangkan gagasannya dengan mengelompokkan hal-hal atau benda-benda yang dianggap memiliki persamaan. Kerja klasifikasi terutama mempersatukan sesuatu yang sama dan memisahkan hal yang beda, baru mengelompokkannya ke dalam hal yang sama.
Contoh sebagai berikut:
1)      Berdasarkan kecerdasannya, manusia dibagi atas empat kelompok. Pertama, manusia yang jenius. Kelompok ini sangat jauh melampaui manusia yang rata-rata. Kedua, orang-orang panda. Kelompok ini satu tingkat di atas kelompok rata-rata. Ketiga, kelompok rata-rata, yaitu kelompok yang kepandaiannya biasa-biasa. Kelompok terakhir yaitu kelompok lambat, yaitu kelompok manusia yang kepandaiannya di bawah rata-rata.
Tampak benar berbagai kelompok kecerdasan itu masuk kelompoknya karena memiliki kecerdasan yang sama. Sedangkan yang berbeda tingkat kecedasannya dipisahkan, kemudian dikelompokkan dengan mereka yang memiliki tingkat kecerdasan yang sama.
2)             Dalam karang-mengarang atau tulis-menulis, dituntut beberapa kemampuan antara lain kemampuan yang berhubungan dengan kebahasaan dan kemampuan pengembangan atau penyajian. Yang termasuk kemampuan kebahasaan adalah kemampuan menerapkan ejaan, pungtuasi, kosa kata, diksi, dan kalimat. Sedangkan yang dimaksud dengan kemampuan pengembangan ialah kemampuan menata paragraf, kemampuan membedakan pokok bahasan, subpokok bahasan, dan kemampuan membagi pokok bahasan dalam urutan yang sistematik.
(Barus, S, dkk. 2011)

H. Umum-Khusus
Metode umum-khusus yaitu cara penulis mengembangkan gagasannya dari hal-hal umum ke hal-hal khusus sebagai rinciannya.

 Contoh sebagai berikut :
1)                    Anak-anak suka benar gula-gula. Mereka berusaha dengan berbagai cara. Kadang-kadang mereka sembunyi-sembunyi dari orang tuanya. Kadang-kadang pula mereka lupa bahwa mereka sembunyi-sembunyi, padahal sisa gula-gula itu masih menempel pada gigi mereka. Serinkali mereka juga lupa menyimpan gula-gula itu di saku bajunya.
Kalimat kedua dan seterusnya merupakan rincian betapa anak-anak suka pada gula-gula. Itulah metode umum-khusus.
2)          Salah satu kedudukan bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa nasional. Kedudukan ini dimiliki sejak dicetuskannya Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Kedudukan ini mungkinkan oleh kenyataan bahwa bahasa Melayu yang mendasari bahasa Indonesia telah menjadi lingua franca selama berabad-abad di seluruh tanah air kita. Hal ini ditunjang lagi oleh faktor tidak terjadinya persaingan bahasa, maksudnya persaingan bahasa daerah yang satu dengan bahasa daerah yang lain untuk mencapai kedudukannya sebagai bahasa nasional.
3)          Dokumen-dokumen dan keputusan-keputusan serta surat menyurat yang dikeluarkan pemerintah dan badan-badan kenegaraan lainnya ditulis dalam bahasa Indonesia. Pidato-pidato, terutama pidato kenegaraan, ditulis dan diucapkan dengan bahasa Indonesia. Hanya dalam keadaan tertentu , demi kepentingan antarbangsa kadang-kadang pidato resmi ditulis dan diucapkan dalam bahasa asing, terutama bahasa Inggris. Demikian juga pemakaian bahasa Indoensia oleh masyarakat dalam upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan . Dengan kata lain, komunikasi timbal balik antara pemerintah dengan masyarakat berlangsung dengan menggunakan bahasa Indonesia. (Barus, S, dkk. 2011)
Kebalikan dari metode ini yaitu metode khusus-umum.

Contoh sebagai  berikut:
       Mereka senang sekali bermain bola sepak. Mereka kadang-kadang bermain seharian, lupa makan, tidur siang. Mereka juga senang membaca carita. Itulah dunia anak-anak, dunia bermain. Itulah dunia anak-anak, dunia bermain, merupakan simpulan atau hal umum dari hal-hal khusus yang merupakan rinciannya.
 PENUTUP
Kesimpulan :
·         Kerangka struktur paragraf dikembangkan berdasarkan peletakan kalimat utama dan kalimat-kalimat penjelas.

·         Unsur-unsur paragraph terdiri dari
1. Kalimat Utama  dilengkapi dengan Ciri-cirinya
2. Kalimat Penjelas dilengkapi dengan Ciri-cirinya
3. Gagasan Utama/ide pokok
4. Gagasan Penjelas

·          Pengembangan paragraf berdasarkan Letak Kalimat Utamanya,terdiri dari:
1. Paragraf Induktif
2. Paragraf Deduktif
3.Paragraf Induktif – Deduktif / Campuran

·         Pengembangan paragraf berdasarkan tekniknya dapat dikelompokkan menjadi alamiah dan logis.
Alamiah, terdiri dari :
1. Urutan waktu/kronologis
2. Urutan ruang/spasial

Logis, terdiri dari :
Klimaks-Antiklimaks,Perbandingan dan Pertentangan,Analogi,Contoh,Sebab-akibat dan Akibat-Sebab,Definisi luas,Klasifikasi,Umum-Khusus dan Khusus-Umum dan dilengkapi dengan contoh kalimat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar