Paragraf dan Pengembangannya
PENDAHULUAN
Latar
Belakang Masalah
Mengarang merupakan salah satu materi yang sudah
dipelajari di sekolah baik di tingkat SD, SMP, SMA, maupun di perguruan tinggi
. Banyak orang mengatakan mengarang adalah hal yang sulit, tetapi ada pula yang
mengatakan bahwa mengarang adalah hal yang menyenangkan
Menulis atau mengarang sebagai suatu bentuk ekspresi diri seorang penulis. Bahkan melalui menulis seseorang akan menemukan sebuah jati diri. Berdasarkan fakta tersebut alangkah sulitnya menumbuhkan kesadaran menulis dan betapa besar manfaatnya menulis dan betapa pentingnya tulisan.
Penulis harus memahami alinea atau paragraf dalam karangan. Sebuah paragraf memiliki beberapa kalimat yang membicarakan sebuah masalah atau hal. Masalah dalam sebuah paragraf merupakan inti dari sebuah paragraf yang dituangkan dalam sebuah kalimat utama. Selanjutnya, kalimat utama tersebut dikembangkan dengan beberapa kalimat pengembang yang disebut kalimat penjelas.
Penulis harus memahami bahwa dalam setiap paragraf
terdapat lebih dari satu kalimat. Karena itu, perlu juga dipikirkan ide-ide
penjelas dari setiap ide pokok yang telah ditentukan.
Oleh sebab itu kami dari kelompok IX akan mencoba
menjelaskan ulang apa itu pengertian paragraf,
letak kalimat utama dan pola pengembangannya.
ISI
A.PARAGRAF
Paragraf adalah bagian
karangan yang terdiri atas kalimat-kalimat
yang berhubungan secara utuh dan terpadu serta merupakan satu kesatuan
pikiran. Paragraf disusun secara sistematis dan mengandung satu pikiran utama. Dengan
demikian, sebuah paragraf hanya mengandung satu pikiran utama dan beberapa
pikiran penjelas.
B. UNSUR-UNSUR
PARAGRAF
•
Kalimat
Utama
•
Kalimat
Penjelas
•
Gagasan
Utama dan Gagasan Penjelas
Kalimat
Utama
Kalimat Utama adalah kalimat yang menjadi dasar
pengembangan paragraf. Di dalam kalimat utama, terdapat gagasan pokok yang
menjadi pokok pikiran kalimat utama.
Ciri-ciri terdapat kata-kata kunci, sebagai
berikut:
- Sebagai kesimpulan…
- Dengan demikian……..
- Yang penting…
- Intinya……..
- Jadi,…
- Pada dasarnya……
Kalimat
Penjelas
Kalimat Penjelas adalah kalimat yang
menjelaskan kalimat utama.
Ciri-ciri terdapat kata-kata kunci, sebagai
berikut:
- Contoh-contoh,
- Peristiwa ilustratif,
- Uraian-uraian kecil
- Kutipan, dan
- Gambaran yang bersifat parsial.
Gagasan
Utama dan Gagasan Penjelas
Gagasan Utama adalah gagasan yang menjadi dasar
pengembangan paragraf dan berada dalam kalimat utama.Gagasan Penjelas adalah
gagasan yang berperan dalam menjelaskan gagasan utama. (Akhadiah
M.K. dkk, 1991/1992)
C.
Berdasarkan Letak Kalimat Utama dan Kalimat Penjelas
paragraf
dibagi menjadi:
- Paragraf Induktif
- Paragraf Deduktif
- Paragraf Induktif-Deduktif
( Akhadiah
M.K. dkk, 1991/1992)
Paragraf Induktif
Paragraf induktif adalah
paragraf yang dimulai dengan menyebutkan peristiwa-peristiwa yang khusus, untuk menuju kepada kesimpulan umum,
yang mencakup semua peristiwa khusus di atas.
Induktif merupakan proses
bernalar yang bertolak dari hal-hal yang
bersifat khusus dan kemudian ditarik simpulan yang bersifat umum.
Ciri-Ciri Paragraf Induktif
- Terlebih dahulu menyebutkan peristiwa-peristiwa khusus
- Kemudian, menarik kesimpulan berdasarkan peristiwa-peristiwa khusus
- Kalimat Utamanya terdapat di akhir paragraf
- Gagasan Utama terdapat pada kalimat utama
- Kalimat penjelas terletak sebelum kalimat utama, yakni yang mengungkapkan peristiwa-peristiwa khusus
Contoh Paragraf Induktif
1) Karena kejahatan di internet sekarang ini sangat
berbahaya sekali dan mengancam semua orang terutama anak-anak, Sebab mereka masih
terlalu hijau masih untuk mengawasi hal-hal mencurigakan di
sekelilingnya. Sehingga menjadi tanggung jawab setiap orangtua untuk selalu
mengawasi sang buah hati.
Paragraf
diatas merupakan paragraf induktif karena kalimat utamanya terdapat diakhir paragraf
dan kalimat penjelasnya di awal paragraf.
Kalimat utama : Sehingga menjadi tanggung jawab
setiap orangtua untuk selalu mengawasi sang buah hati.
Ide
pokok : Tanggung
jawab setiap orangtua untuk selalu mengawasi sang buah hati.
Kalimat
penjelas : Karena kejahatan di internet sekarang
ini sangat berbahaya sekali dan mengancam semua orang terutama anak-anak, Sebab
mereka masih terlalu hijau masih untuk mengawasi hal-hal
mencurigakan di sekelilingnya
2)
Smesnya sangat keras dan menghunjam. Permainan
netnya halus dan tipis. Kontrol bolanya akurat. Permainan tipuannya begitu
taktis. Serangannya gencar sepanjang permainan.Pertahanannya kuat sehingga
sulit dijebol oleh lawan.Itulah ciri
utama permainan Tika dan Rexy, ganda bulu tangkis kelas internasional dari Indonesia.
Kalimat utama : Itulah ciri utama permainan Tika dan Rexy, ganda
bulu tangkis kelas internasional dari Indonesia.
Ide pokok : Ciri utama permainan bulu tangkis Tika dan Rexy
Kalimat
penjelas: Smesnya sangat keras dan
menghunjam. Permainan netnya halus dan tipis. Kontrol bolanya akurat. Permainan
tipuannya begitu taktis. Serangannya gencar sepanjang permainan.Pertahanannya
kuat sehingga sulit dijebol oleh lawan.
3)
Pada waktu anak didik memasuki dunia pendidikan
,pengajaran bahasa Indonesia secara metodologis dam sistematis bukanlah
merupakan halangan baginya untuk memperluas dan memantapkan bahasa
daerahnya.Setelah anak didik meninggalkan kelas,ia kembali mempergunakan bahasa
daerah,baik dalam pergaulan dengan taman-tamannya atau dengan orangtuanya.Ia
merasa lebih intim dengan bahasa daerah.Jam sekolah hanya berlangsung beberapa
jam.Baik pada waktu istirahat ataupun diantara jam-jam pelajaran,unsur-unsur
bahasa daerah tatap menerobos.Ditambah lagi jika sekolah itu bersifat homogen
dan gurunya pun penutur asli bahasa daerah itu.Faktor-fakto inilah yang
menyebabkan pengetahuan si anak terhadap bahasa daerahnya akan melaju terus
dengan cepat.
Kalimat
utama : Faktor-faktor inilah yang menyebabkan
pengetahuan si anak terhadap bahasa daerahnya akan melaju terus dengan cepat.
Ide
pokok : pengetahuan si anak terhadap bahasa
daerahnya akan melaju terus dengan cepat.
Kalimat
penjelas :
Pada waktu anak didik memasuki dunia pendidikan ,pengajaran bahasa
Indonesia secara metodologis dam sistematis bukanlah merupakan halangan baginya
untuk memperluas dan memantapkan bahasa daerahnya.Setelah anak didik
meninggalkan kelas,ia kembali mempergunakan bahasa daerah,baik dalam pergaulan
dengan taman-tamannya atau dengan orangtuanya.Ia merasa lebih intim dengan
bahasa daerah.Jam sekolah hanya berlangsung beberapa jam.Baik pada waktu
istirahat ataupun diantara jam-jam pelajaran,unsur-unsur bahasa daerah tatap
menerobos.Ditambah lagi jika sekolah itu bersifat homogen dan gurunya pun
penutur asli bahasa daerah itu. (Barus, S, dkk. 2011)
2.
Paragraf Deduktif
Paragraf Deduktif adalah paragraf yang dimulai dengan menyebutkan kesimpulan umum,kemudian menuju kepada peristiwa-peristiwa khusus, dan
kesimpulan mencakup semua peristiwa khusus di bawah.
Deduksi adalah corak
bernalar yang bertolak dari suatu pernyataan yang bersifat umum yang kemudian
di rinci menjadi beberapa pernyataan khusus.
Dalam konteks paragraf,
deduksi merupakan pengembangan paragraf dengan menempatkan pikiran utama pada
awal paragraf itu. Corak bernalar deduksi juga di sebut pola umum-khusus.
Ciri-ciri Paragraf Deduktif
- Terlebih dahulu menyebutkan kesimpulan umum berdasarkan peristiwa khusus.
- Kemudian, peristiwa-peristiwa khusus.
- Kalimat Utamanya terdapat di awal paragraf
- Gagasan Utama terdapat pada kalimat utama
- Kalimat penjelas terletak sesudah kalimat utama, yakni yang mengungkapkan peristiwa-peristiwa khusus
Contoh Paragraf Deduktif
1) HM Wahid, warga Desa Gumeno, Kecamatan Manyar, Kabupaten
Gresik menipu beberapa orang hingga jutaan rupiah. Wahid mengaku bisa
mengupayakan para korbannya bekerja ikut kapal luar negeri seperti Jepang,
Amerika, Korea, dan Australia dengan gaji tinggi. Namun korban diminta membayar
sedikitnya Rp 4 juta untuk mengurus paspor, cek kesehatan, dan dokumen lain
sebagai syarat berlayar.
Kenapa paragraf
diatas termasuk ke dalam paragraf deduktif?, karena paragraf tersebut memiliki
kalimat utama diawal paragraf dan kalimat penjelasnya ada pada akhir paragraf
Kalimat
utama : HM Wahid, warga Desa Gumeno, Kecamatan
Manyar, Kabupaten Gresik menipu beberapa orang hingga jutaan rupiah
Ide pokok : HM Wahid menipu
beberapa orang hingga jutaan rupiah
Kalimat
penjelas :Wahid mengaku bisa mengupayakan para
korbannya bekerja ikut kapal luar negeri seperti Jepang, Amerika, Korea, dan
Australia dengan gaji tinggi…………..
2) Kosakata memegang peranan dan merupakan unsur
yang paling mendasar dalam kemampuan berbahasa,khususnya dalam karang-mengarang.Jumlah
kosakata yang dimiliki oleh seseorang akan menjadi petunjuk tentang pengetahuan
seseorang.Disamping itu,jumlah kosakata yang dikuasai seseorang,juga akan
menjadi indicator bahwa orang itu mengetahui sekian banyak konsep.Semakin
banyak pengetahuan seseorang makin banyak pula kosakata yang dimilikinya.Dengan
demikian,seseorang penulis akan lebih mudah memilih kata-kata yang tepat atau
cocok untuk mengungkapkan gagasan yang ada dalam pikiran. (Barus, S,
dkk. 2011)
Kalimat
utama : Kosakata memegang peranan dan merupakan unsur
yang paling mendasar dalam kemampuan berbahasa,khususnya dalam karang-mengarang
Ide pokok : peran
kosakata
Kalimat
penjelas :
Jumlah kosakata yang dimiliki oleh seseorang akan menjadi petunjuk tentang
pengetahuan seseorang.Disamping itu,jumlah kosakata yang dikuasai seseorang,juga
akan menjadi indicator bahwa orang itu mengetahui sekian banyak konsep.Semakin
banyak pengetahuan seseorang makin banyak pula kosakata yang dimilikinya.Dengan
demikian,seseorang penulis akan lebih mudah memilih kata-kata yang tepat atau
cocok untuk mengungkapkan gagasan yang ada dalam pikiran.
Paragraf Induktif-Deduktif
Paragraf Induktif-Deduktif / Paragraf
Deduktif-Induktif adalah paragaraf campuran antara paragraf deduktif dan
paragraf induktif. Yang dimaksud dengan campuran adalah dalam paragraf ini
kalimat utama terdapat pada awal dan akhir paragraf, dan bersifat umum.
Dalam
hal ini kalimat terakhir berisi pengulangan dan penegasan kalimat pertama.
Pengulangan ini dimaksudkan untuk lebih mempertegas ide pokok. Jadi pada
dasarnya paragraf campuran ini tetap memiliki satu pikiran utama, bukan dua.
Contoh
Paragraf Induktif-Deduktif/ Deduktif-Induktif
1) Peningkatan taraf pendidikan para patani
dirasakan sama pentingnya dengan usaha peningkatan taraf hidup mereka.Petani
yang berpendidikan cukup,dapat mengubah system pertanian tradisional misalnya
bercocok tanam hanya untuk memenuhi kebutuhan pangan,menjadi petani modern yang
produktif.Petani yang berpendidikan cukup mampu menunjang pembangunan secara
positip.Mereka dapat memberikan umpan balik yang setimpal terhadap
gagasan-gagasan yang dilontarkan perencana pembangunan,baik di tingkat pusat
maupun di tingkat daerah.Itulah sebabnya peningkatan taraf pendidikan para
petani dirasakan sangat mendesak.
(Barus, S, dkk. 2011)
Kalimat
utama :
1.Peningkatan taraf pendidikan para patani
dirasakan sama pentingnya dengan usaha peningkatan taraf hidup mereka
2. Itulah
sebabnya peningkatan taraf pendidikan
para petani dirasakan sangat mendesak.
Karena kalimat
terakhir berisi pengulangan dan penegasan kalimat pertama. Pengulangan ini
dimaksudkan untuk lebih mempertegas ide pokok. Jadi pada dasarnya paragraf
campuran ini tetap memiliki satu pikiran utama, bukan dua. Yaitu;
Peningkatan taraf hidup para patani
Ide pokok : Peningkata
pendidikan para patani.Selain dari kalimat utama dan ide pokok
disebut kalimat penjelas. (Barus, S, dkk. 2011)
D. PENGEMBANGAN
PARAGRAF
Pengembangan
paragraf (penalaran) adalah pemikian untuk memperoleh kesimpulan atau pendapat
yang logis berdasarkan data yang relevan. Dengan kata lain, Penalaran adalah
proses penafsiran data sebagai dasar untuk menarik suatu kesimpulan.
Pengembangan paragraf Berdasarkan Teknik
Pengembangna paragraf yang
pertama dapat dilihat dari sudut pandang teknik. Berdasarkan tekniknya
pengembangan paragraf dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
1.
Pengembangan paragraph secara alamiah : metode urutan yang sesuai dengan keadaan di alam. Metode ini meliputi :
a. urutan
waktu/kronologis
Paragraf yang dikembangkan berdasarkan urutan waktu
bersifat kronologis. Hal ituberarti kalimat yang satu mengungkapkan waktu
peristiwa terjadi, atau waktu kegiatan dilakukan, dan diikuti oleh
kalimat-kalimat yang mengungkapkan waktu peristiwa terjadi, atau waktu kegiatan
dilakukan. Paragraf yang dikembangkan dengan cara ini tidak dijumpai adanya
kalimat utama atau kalimat topik. Paragraf seperti ini biasanya digunakan pada
paragraf naratif dan prosedural.
Contohnya
:
Menendang bola dengan sepatu baru
dikenalnya sekitar tahun 1977, saat ia baru lulus dari STM Negeri 3 jurusan
teknik elektro. Yang pertama kali melatihnya adalah klub Halilintar. Dari sini
pretasinya terus menanjak hingga kemudian ia dapat bergabung dengan klub Pelita
Jaya sampai sekarang. Tahun 1984 ia pernah dipanggil untuk memperkuat PSSI ke
Merdeka Games di Malaysia. Waktu ia dipanggil lagi untuk turnamen di Brunei
tahun 1985, ia gagal memenuhinya karena kakinya cedera.
(Ramlan, M. 1993)
b. urutan
ruang/spasial
Paragraf yang dikembangkan berdasarkan urutan ruang
atau tempat membawa pembaca dari satu titik ke titik berikutnya dalam sebuah
“ruangan”. Hal itu berarti kalimat yang satu mengungkapkan suatu bagian
(gagasan) yang terdapat pada posisi tertentu, dan diikuti oleh kalimat-kalimat
lain yang mengungkapkan gagasan yang berada pada posisi yang lain. Pengungkapan
gagasan dengan urutan ruang ini tidak boleh sembarangan, sebab cara yang
demikian akan mengakibatkan pembaca mengalami kesulitan memahami pesan.
Paragraf seperti ini biasanya digunakan pada paragraf deskriptif.
Contohnya :
Bangunan itu terbagi dalam empat ruang.
Pada ruang pertama yang sering disebut dengan bangsal srimanganti, terdapat dua
pasang kursi kayu ukiran Jepara. Ruangan ini sering digunakan Adipati
Sindungriwut untuk menerima tamu kadipaten. Di sebelah kiri bangsal
srimanganti, terdapat ruangan khusus untuk menyimpan benda-benda pusaka
kadipaten dan cendera mata dari kadipaten-kadipaten lain. Ruangan ini tertutup
rapat dan selalu dijaga oleh kesatria-kesatria terpilih Kadipaten Ranggenah.
Ruangan tempat menyimpan benda-benda pusaka dan cendera mata ini sering disebut
kundalini mesem. Agak jauh di sebelah kanan ruang kundalini mesem terdapat
sebuah ruangan yang senantiasa menebarkan aroma dupa. Ruang ini disebut ruang
pamujan karena di tempat inilah Sang Adipati selalu mengadakan upacara dan
kebaktian. Beberapa meter dari ruang pamujan terdapat ruangan kecil dengan
sebuah tempayan besar di tengahnya. Ruangan ini sering disebut dengan ruang
reresik, karena ruangan ini sering digunakan untuk membersihkan diri Sang
Adipati sebelum masuk ke ruang pamujan.
2.
Pengembangan paragraph secara logis: metode pengembangan didasarkan atas
jalan pikiran. Metode ini meliput :
A. Klimaks-Antiklimaks
Klimaks
Metode klimaks adalah metode atau
cara penulis mengembangkan gagasannya mulai dari hal-hal yang paling rendah
tingkatannya berangsur-angsur menuju ke hal yang paling tinggi tingkatannya.
Contoh sebagai berikut :
Si
Uho, tukang beca memerlukan cinta. Pak Bakar yang pedagang juga memerlukan
cinta. Pak Lurah juga memerlukan cinta. Pak Amr, guru sekolah juga memrlukan
cinta . Pak Bupati pun memrrlukan cinta. Demikian juga, bapak Gubernur, ia
memerlukan cinta. Bahkan Ibu Presiden pun memerlukan cinta. Semua memerlukan
cinta, tidak ada kecuali.
Si Uho, Pak Bakar, pak Lurah, Pak Amir, Pak Bupati,
Bapak gubernur, dan Ibu Presiden adalah gambaran meningkatnya strata sosial
yang paling rendah berangsur-angsutr menuju strata sosial yang paling tinggi
(Si Uho- Ibu Presiden). Cara ini yang harus diperhatikan terutama adalah
perkara peningkatan berangsur-angsur. Dengan demikian, cara ini juga
menggambarkan betapa gagasan utama itu dikembangkan secara berangsur-angsur
menaik atau meninggi.
Antiklimaks
Sedangkan metode antiklimaks
adalah cara penulis mengembangkan gagasannya mulai dari tingkatan yang paling
tinggi berangsur-angsur menuju ke hal yang paling rendah.
Contoh sebagai berikut :
Kakek
memakai baju baru
ketika lebaran itu. Ayah ibu juga
memakai baju baru. Kakak-kakakkujuga
memakai baju baru juga. Aku juga
memakai baju baru hadiah dari ibu karena puasaku tamat. Bahkan adik juga memakai baju baru juga.
Kakek, ayah, ibu, kakak-kakakku, aku, dan
adik adalah contoh antiklimaks.
Urutan dari kakek sampai ke adik merupakan urutan dari tingkatan
paling atas (dalam konteks itu) berangsur-angsur menuju ke tingkatan paling
bawah yaitu adik. (Keraf, Gorys. 1982)
B.
Perbandingan dan Pertentangan
Metode perbandingan dan
pertentangan yaitu cara penulis mengembangkan gagasannya dengan menunjukkan
persamaan atau perbedaan mengenai dua hal, dua orang, dua objek atau dua
gagasan berdasarkan segi-segi tertentu. Contoh sebagai berikut :
1) Pendidikan
yang berlangsung di rumah dengan pendidikan yang berlangsung di sekolah amat
berbeda. Di sekolah kurikulumnya jelas, sedangkan di rumah bisa dikatakan tidak
memiliki kurikulum. Bila di rumah tidak ada bahan pembelajaran yang eksplisit,
maka di sekolah bahan pembelqajaran itu harus eksplisit dan disusun secara
berencana. Bila di sekolah ada ujian atau tes, di rumah tidak ada hal semacam
itu. Evaluasi bisa dilakukan dengan cara orang tua menegur anak-anak ketika
mereka bersalah.
Tampak
betul segi-segi yang diperbandingkan dan dipertentangkan.Pertama, yang
diperbandingkan dan dipertentangkan adalah soal kurikulum. Kedua, soal, bahan
pembelajaran. Ketiga, soal evaluasi. Mungkin masih banyak yang bisa
diperbandingkan dan dipertentangkan. Keluasan dan kedalaman perbandingan dan
pertentangan itu sangat tergantung dari kedalaman dan keluasan wawasan penulis.
(Sarwadi dkk. 192)
2) Ratu
Elizabeth tidak begitu tertarik dengan mode, tetapi selalu berusaha tampil di
muka umum seperti apa yang diharapkan rakyatnya. Ke luar kota paling senang
mengenakan pakaian yang praktis. Ia menyenangi topi dan scraf. Lain halnya
dengan Margareth Thacher. Sejak menjadi pemimpin partai konservatif, ia
melembutkan gaya berpakaian dan rambutnya. Ia membeli pakaian sekaligus dua
kali setahun. Ia lebih cenderung berbelanja ke tempat yang agak murah. Ia hanya
memakai topi ke pernikahan , ke pemakaman, ke upacara resmi misalnya ke
parlemen
(Barus, S,
dkk. 2011)
C. Analogi
Metode analogi yaitu cara penulis
mengembangkan gagasannya dengan membandingkan segi kesamaan dari dua hal yang
berbeda sebagai sebuah ilustrasi. Analogi seringkali digunakan untuk
membendingkan hal yang tidak atau kurang dikenal digunakan untuk membandingkan
hal yang tidak atau kurang dikenal umum dengan sesuatu yang sudah dikenal umum.
Tujuannya untuk memperkenalkan sesuatu yang kurang atau belum dikenal kepada
khalayak. Contoh sebagai berikut :
Teknik penceritaan dalam sastra
modern bisa dianalogikan atau disamakan dengan cara kita bercerita kepada
siapapun dalam suasana lisan. Ada kalanya kita memaparkan peristiwa, dan ada
kalanya kita mengalihkan pikiran tokoh yang kita ceritakan seolah-olah itu
pikiran kita yang bercerita. Dalam sastra modern pun demikian pula. Ada teknik
yang disebut wicara yang dilaporkan berupa dialog-dialog tokoh. Ada teknik
wicara yang dinarasikan yaitu ketika pencerita memaparkan peristiwa-peristiwa
yang dialami tokoh. Ada pula teknik wicara alihan yaitu ketika pencerita
mengalihkan wicara tokoh seolah-olah wicaranya sendiri. Perhatikanlah bagaimana
teknik penceritaan sastra modern disamakan dengan cara kita bercerita dalam
bahasa lisan dalam kehidupan sehari-hari. Harus diingat analog adalah cara
penulis ‘memaparkan’ persoalan agar pembaca lebih memahami apa yang
dipaparkannya.
Contohnya :
Filsafat
dapat diibaratkan sebagai pasukan marinir yang merebut pantai untuk mendaratkan
pasukan infantri. Pasukan infasntri ini diibaratkan sebagai ilmu pengetahuan
yang diantaranya terdapat ilmu. Filsafatlah yang memenangkan tempat berpijak
bagi kegiatan keilmuan. Setelah itu ilmulah yang membelah gunung dan merambah
hutan, menyempurnakan kemenangan ini menjadi pengetahuan yang dapat diandalkan.
Filsafat menyerahkan daerah yang sudah dimenangkan itu kepada
pengetahuan-pengetahuan lainnya. Setelah penyerahan dilakukan, maka filsafat
pun pergiu kembali menjelajah laut lepas, berspekulasi dan meneratas.
(Sarwadi
dkk. 192)
D. Contoh
Metode contoh yaitu cara penulis
mengembangkan gagasannya dengan cara mengemukakan sebuah contoh untuk menjelaskan
hal-hal umum atau generalisasi.
Contoh sebagai berikut :
Penerapan
teknologi itu harus diiringi pula oleh usaha mempersiapkan mental para
pemakainya. Contohnya penggunaan boks telepon umum. Karena masyarakat kita
belum siap atau belum memiliki kesadaran yang baik, boks telepon umum itu
seringkali mereka pakai untuk buang air kecil atau kencing. Mungkin saja kita
bisa memahami mereka karena kebelet pipis, tetapi kenapa harus kencing di boks
telepon umum ?
Contoh
terutama digunakan untuk mengkongkretkan persoalan. Contoh juga digunakan agar
pembaca lebih mudah memahami gagasan umum penulisannya.
(Soeparno, Haryadi, dan Suhardi. 2001)
E. Sebab-Akibat
Metode sebab-akibat yaitu cara
penulis mengembangkan gagasannya dengan mengemukakan rincian-rincian berupa
akibat sesuatu sebab. Sebab sesuatu sebagai gagasan utamanya, akibat sebagai
gagasan penjelasnya.
Contoh Sebab-Akibat sebagai
berikut :
1) Anak-anak
itu malas bekerja. Dapatkah mereka bertahan dalam kemalasan? Ketika mereka
lapar. Karena mereka malas bekerja, mereka mencuri jemuran orang. Mereka jual
pakaian orang dengan harga yang sangat murah. Pembelinya saja curiga, tapi
dibelinya juga sebab tindakan pura-pura. Sementara ia menelepon polisi, para
pencoleng itu makan di warung dengan enaknya. Ketika mereka selesai makan,
polisi sudah menjemput mereka dengan brogol di tangan kanan dan pakaian orang
di tangan kiri. Mereka tidak bisa mengelak.
Karena malas bekerja sebagai sebab mengakibatkan mereka mencuri jemuran orang. Karena itu
mereka ditangkap dan ditahan Polisi. Dari satu sebab memang bisa mengakibatkan
beberapa hal.
(Soeparno, Haryadi, dan Suhardi. 2001)
2) Jalan
Kebon jati akhir-akhir ini kembali macet dan semrawut. Lebih dari separuh jalan
kendaraan kembali tersita oleh kegiatan pedagang kaki lima. Untuk mengatasinya,
pemerintah daerah akan memasang pagar pemisah antara jalan kendaraan dengan trotoar.
Pagar ini juga berfungsi sebagai batas pemasangan tenda pedagang kaki lima
tempat mereka diizinkan berdagang. Pemasangan pagar ini terpaksa dilakukan
mengingat pelanggaran pedagang kaki lima di lokasi itu sudah sangat
keterlaluan, sehingga menimbulkan kemacetan lalu lintas.
(Barus, S,
dkk. 2011)
Selain metode sebab-akibat, bisa
juga dilakukan sebaliknya yaitu metode akibat-sebab. Sebab digunakan sebagai
rinciannya, sementara itu akibat sebagai gagasan utamanya.Contoh Akibat-Sebab sebagai
berikut.
Mereka kini mendekam di penjara. Pertama,
mereka mabuk-mabuk di tempat umum. Kedua,
mereka membuat keributan di tempat umum. Ketiga,
mereka membunuh orang-orang secara membabi buta. Terakhir, mereka melawan petugas ketika ditangkap. Itulah
sebab-sebab mereka di penjara seumur hidup. (Sarwadi
dkk. 192)
F. Definisi Luas
Metode definisi luas yaitu cara
penulis mengembangkan gagasannya dengan memberi keterangan atau arti suatu
istilah. Bila definisi cukup satu kalimat, maka definisi luas harus dalam satu
paragraf.
Contoh sebagai berikut :
1) Karya sastra adalah ekspresi
artistik manusia dengan menggunakan bahasa. Tidak semua artistik menggunakan
bahasa, juga tidak semua ekspresi yang menggunakan bahasa adalah sasta. Oleh
karena itu, yang dimaksud dengan sastra atau karya sastra harus selalu
dikaitkan antara ekspresi artistik di satu pihak dan dikaitkan antara ekspresi
artistik di satu pihak dan penggunaan media bahasa di pihak lainnya. Dengan
demikian, kita akan peroleh pemahaman yang benar. Itulah definisi
luas yang memang lebih luas daripada definisi formal. Definisi luas juga
merupakan perluasan dari definisi formal.
(Soeparno, Haryadi, dan Suhardi. 2001)
2) Pengajaran mengarang sebagai
kegiatan terpadu,biasanya ditunda sampai sisiwa agak mampu menggunakan bahasa
lisan,seperti dalam pelajaran membaca.Pada tahap awal, latihan mengarang itu
biasanya digunakan memperkuat kemampuan dasar,seperti : ejaan,pungtuasi
kosakata, kalimat dan lain-lain.Kemudian kemampuan mengarang menjadikan tujuan
pelajaran tersendiri,yakni pengajaran mengarang.Jadi,mengarang adalah suatu
kemampuan yang kompleks yang menggabungkan sejumlah unsur kemampuan yang
berlain-lainan. (Barus, S, dkk. 2011)
G. Klasifikasi
Metode
klasifikasi yaitu cara penulis mengembangkan gagasannya dengan mengelompokkan
hal-hal atau benda-benda yang dianggap memiliki persamaan. Kerja klasifikasi
terutama mempersatukan sesuatu yang sama dan memisahkan hal yang beda, baru
mengelompokkannya ke dalam hal yang sama.
Contoh
sebagai berikut:
1) Berdasarkan
kecerdasannya, manusia dibagi atas empat kelompok. Pertama, manusia yang jenius. Kelompok ini sangat jauh melampaui
manusia yang rata-rata. Kedua,
orang-orang panda. Kelompok ini satu tingkat di atas kelompok rata-rata. Ketiga, kelompok rata-rata, yaitu
kelompok yang kepandaiannya biasa-biasa. Kelompok terakhir yaitu kelompok
lambat, yaitu kelompok manusia yang kepandaiannya di bawah rata-rata.
Tampak benar berbagai kelompok
kecerdasan itu masuk kelompoknya karena memiliki kecerdasan yang sama.
Sedangkan yang berbeda tingkat kecedasannya dipisahkan, kemudian dikelompokkan
dengan mereka yang memiliki tingkat kecerdasan yang sama.
2)
Dalam karang-mengarang atau tulis-menulis, dituntut
beberapa kemampuan antara lain kemampuan yang berhubungan dengan kebahasaan dan
kemampuan pengembangan atau penyajian. Yang termasuk kemampuan kebahasaan
adalah kemampuan menerapkan ejaan, pungtuasi, kosa kata, diksi, dan kalimat.
Sedangkan yang dimaksud dengan kemampuan pengembangan ialah kemampuan menata
paragraf, kemampuan membedakan pokok bahasan, subpokok bahasan, dan kemampuan
membagi pokok bahasan dalam urutan yang sistematik.
(Barus, S,
dkk. 2011)
H. Umum-Khusus
Metode umum-khusus yaitu cara
penulis mengembangkan gagasannya dari hal-hal umum ke hal-hal khusus sebagai
rinciannya.
Contoh sebagai berikut :
1) Anak-anak
suka benar gula-gula. Mereka berusaha dengan berbagai cara. Kadang-kadang
mereka sembunyi-sembunyi dari orang tuanya. Kadang-kadang pula mereka lupa
bahwa mereka sembunyi-sembunyi, padahal sisa gula-gula itu masih menempel pada
gigi mereka. Serinkali mereka juga lupa menyimpan gula-gula itu di saku
bajunya.
Kalimat kedua dan seterusnya
merupakan rincian betapa anak-anak suka pada gula-gula. Itulah metode
umum-khusus.
2)
Salah satu kedudukan bahasa Indonesia adalah
sebagai bahasa nasional. Kedudukan ini dimiliki sejak dicetuskannya Sumpah
Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Kedudukan ini mungkinkan oleh kenyataan
bahwa bahasa Melayu yang mendasari bahasa Indonesia telah menjadi lingua franca
selama berabad-abad di seluruh tanah air kita. Hal ini ditunjang lagi oleh
faktor tidak terjadinya persaingan bahasa, maksudnya persaingan bahasa daerah
yang satu dengan bahasa daerah yang lain untuk mencapai kedudukannya sebagai
bahasa nasional.
3)
Dokumen-dokumen dan keputusan-keputusan serta surat
menyurat yang dikeluarkan pemerintah dan badan-badan kenegaraan lainnya ditulis
dalam bahasa Indonesia. Pidato-pidato, terutama pidato kenegaraan, ditulis dan
diucapkan dengan bahasa Indonesia. Hanya dalam keadaan tertentu , demi
kepentingan antarbangsa kadang-kadang pidato resmi ditulis dan diucapkan dalam
bahasa asing, terutama bahasa Inggris. Demikian juga pemakaian bahasa Indoensia
oleh masyarakat dalam upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan . Dengan kata
lain, komunikasi timbal balik antara pemerintah dengan masyarakat berlangsung
dengan menggunakan bahasa Indonesia. (Barus, S, dkk. 2011)
Kebalikan dari metode ini yaitu
metode khusus-umum.
Contoh sebagai berikut:
Mereka
senang sekali bermain bola sepak. Mereka kadang-kadang bermain seharian, lupa
makan, tidur siang. Mereka juga senang membaca carita. Itulah dunia anak-anak,
dunia bermain. Itulah dunia anak-anak,
dunia bermain, merupakan simpulan atau hal umum dari hal-hal khusus yang
merupakan rinciannya.
PENUTUP
Kesimpulan
:
·
Kerangka struktur paragraf dikembangkan
berdasarkan peletakan kalimat utama dan kalimat-kalimat penjelas.
·
Unsur-unsur paragraph terdiri dari
1. Kalimat Utama dilengkapi dengan Ciri-cirinya
2. Kalimat Penjelas dilengkapi dengan Ciri-cirinya
3. Gagasan Utama/ide pokok
4. Gagasan Penjelas
·
Pengembangan paragraf berdasarkan Letak
Kalimat Utamanya,terdiri dari:
1. Paragraf Induktif
2. Paragraf Deduktif
3.Paragraf Induktif – Deduktif / Campuran
·
Pengembangan paragraf berdasarkan
tekniknya dapat dikelompokkan menjadi alamiah dan logis.
Alamiah,
terdiri
dari :
1. Urutan waktu/kronologis
2. Urutan
ruang/spasial
Logis,
terdiri dari :
Klimaks-Antiklimaks,Perbandingan
dan Pertentangan,Analogi,Contoh,Sebab-akibat dan Akibat-Sebab,Definisi
luas,Klasifikasi,Umum-Khusus dan Khusus-Umum dan dilengkapi dengan contoh
kalimat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar